Resensi Film Di Timur Matahari
- Judul Film : Di Timur Matahari
- Penulis Naskah : Jeremias Nyangoen
- Sutradara : Ari Sihasale
- Produser : Ari Sihasale
- Tahun Rilis :14 Juni 2012
- Durasi : 110 Menit
- Jenis : Drama
Pemeran:
1.
Simson Sikoway (Mazmur)
2.
Frisca Waromi (Suryani)
3.
Maria Resubun (Agnes)
4.
Razz Manobi (Yokim)
5.
Yullex Sawaki (Jollex)
6.
Abetnego Yogibalom (Thomas)
7.
Laura Basuki (Vina)
8.
Lucky Martin (Nyong)
9.
Lukman Sardi (Samuel)
10.
Michael Idol (Michael)
11.
Putri Nere (Elsye)
12.
Ringgo Agus Rahman (Ucok)
13.
Ririn Ekawati (Dr. Fatimah)
Jeremias
Nyangoen adalah aktor Indonesia lahir di Pontianak,
29 Juni 1968. Ia cukup dikenal dengan memerankan Sumanto dalam film
"Kanibal - Sumanto" pada tahun 2004.
Mazmur, Thomas, Yokim, Agnes, dan
Suryani merupakan anak-anak di Lanny Jaya, Papua, yang hari-harinya selalu
menanti sosok guru. Karena pahlawan tanpa tanda jasa itu tak kunjung datang,
mereka pun menghabiskan waktu dengan main bola, menyanyi, sampai mencari kerja.
Keceriaan mereka harus terusik oleh
konflik antar suku yang terjadi. Karena uang palsu yang didapat dari warga
kampung sebelah, Blasius, ayah Mazmur, memukul seseorang sampai berdarah. Di
tengah jalan, mendadak Blasius dihadang dua orang dengan busur di tangan
mereka. Di depan mata Mazmur, mereka memanah Blasius sampai ia meninggal.
Konflik memanas. Alex, salah satu adik Blasius, ingin membalas dendam dengan
mengobarkan bendera perang.
Di belakang Michael, Pendeta Samuel,
Bu Dokter, dan Ucok turut mendukung perdamaian itu. Prinsip yang sangat
bertolak belakang dengan Alex. “Mata dibalas mata, gigi dibalas gigi,” kata
Alex tegas.
Menyelamatkan harga diri, bagi Alex,
lebih penting dari nyawa sendiri. Yang juga dibalas ketegasan dari seorang
dokter, “Jangan pernah suruh saya mengobati orang-orang yang terluka karena
perang,” ujar Bu Dokter sebagai bentuk protesnya terhadap perang.
Setelah Blasius, papa Agnes bernama
Joseph juga meninggal. Puncaknya, Alex yang juga papa Thomas, turut menjadi korban.
Tak tahan dengan kemelut permasalahan antar orang dewasa yang membelit mereka,
anak-anak pun akhirnya bersuara. Meneriakkan keinginan polos mereka di antara
dua suku yang tengah berperang, yakni kedamaian.
Dan nyanyian tulus mereka itulah
yang mampu meluluhkan senjata orang-orang dewasa yang selama ini terangkat
tinggi-tinggi untuk saling melawan. Perubahan yang dibawa Mazmur dan
kawan-kawan melalui nyanyian serta prinsip kedamaian mereka, membuat
orang-orang akhirnya mau bergandengan tangan.
Sekelumit potret kehidupan di Papua
itu direkam oleh Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen dalam film Di Timur
Matahari. Sebenarnya, Papua hanya satu contoh kecil tentang kejamnya
perilaku orang dewasa yang kadang berkonflik tanpa memedulikan anak-anak.
Dialog-dialognya terasa wajar dan
sangat hidup. Film ini bukan hanya menyuguhkan keindahan alam Papua,
tetapi juga banyak pelajaran kemanusiaan yang dapat diambil hikmahnya.
Film yang berjudul Di Timur Matahari ini menggunakan alur
campuran sehingga alur ceritanya kadang sulit dipahami. Film ini mengandung
pesan pendidikan tetapi hanya pada awal cerita saja, karakter anak-anak hanya
difokuskan ke karakter Mazmur.
Film ini dapat memberikan motivasi kepada
anak-anak yang malas belajar, karena dalam film tersebut menggambarkan semangat
belajar anak-anak di Papua yang begitu lama menunggu kehadiran seorang guru.
Perang maupun pertengkaran tidak
akan menyelesaikan masalah, peperangan hanya akan mempengaruhi batin anak-anak
selesaikan semua masalah dengan kedewasaan dan adat yang dianut.
Tugas
Bahasa Indonesia : Meresensi film Di Timur Matahari
Rupy
Ayu Karunianingtyas (09/XI IPA I ) SMA NEGERI 3
BOYOLALI
Posting Komentar